Kepala BPTP Bengkulu; Siap Pasarkan Kalung Penangkal COVID-19 di Bengkulu

Bengkulu – Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Yudi Sastro mengaku pihaknya siap memasarkan produk kalung berbahan Eucalyptus yang disebut dapat menangkal penularan COVID-19.

“Target kita bulan depan produknya mulai dipasarkan baik di toko-toko obat, klinik serta apotik dan untuk harga kita prediksi masih terjangkau oleh masyarakat karena memang produk ini bukan barang ekslusif,” kata dia di Bengkulu, Selasa.

Menurut Yudi, eucalyptus sebagai bahan kalung tersebut mengandung senyawa 1,8 sineol yang dapat merusak proteinase di dalam virus corona.

Eucalyptus tersebut, kata dia, memiliki sekitar 700 spesies dan beberapa diantaranya yang mengandung sineol juga ditemukan di Indonesia.

Menurut dia, riset produk ini bahkan telah dilakukan sejak lama atau sebelum wabah virus corona jenis baru menjangkiti Indonesia persisnya sejak tujuh tahun lalu.

“Riset yang dilakukan ini menggunakan metode uji in vitro atau metode uji pada media buatan setelah dilakukan penyesuaian dengan lingkungan optimal yang diperlukan mikroba untuk tumbuh dan berkembangbiak,” katanya.

Selain produk berbentuk kalung, tambah Yudi, ada beberapa produk lainnya yang juga dirancang untuk menangkal COVID-19 yaitu dalam bentuk inhaler atau hirup dan roll on atau balsem.

Untuk produk jenis tersebut penggunaannya cukup dengan di hirup maka akan menimbulkan aroma menyerupai wangi serai, sehingga menimbulkan sensasi segar di dalam rongga hidung, serta juga bisa dioles.

“Keempat produk itu sudah diajukan lisensi oleh Eagle Indofarma, termasuk juga izin BPOM tapi yang baru keluar lisesnsinya baru tiga produk, sedangkan satu produk lainnya menyusul,” jelasnya.

“Sejauh ini yang belum memiliki lisensi hanya kalung saja, sedangkan tiga bentuk lainnya sudah ada dan izinnya sebagai produk jamu,” sambungnya.

Sementara itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyebut Pemerintah Provinsi Bengkulu akan mendukung penuh penjualan produk kalung berbahan Eucalyptus tersebut.

Menurutnya, penularan COVID-19 terjadi begitu cepat dan obat maupun vaksinnya belum ditemukan, karena itu temuan apapun yang berkaitan untuk mengatasinya sangat dibutuhkan sekarang termasuk Eucalyptus.

“Kita harus mendukung produk yang berpotensi sebagai antivirus apalagi di masa pandemi seperti ini dan melalui BTPN Bengkulu kita pasti berharap untuk tetap melanjutkan riset Eucalyptus sebagai upaya mengatasi penularan wabah virus corona,” ujarnya.(Ant)