Jakarta, kabar86.com – Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mengimbau agar generasi muda harus tetap menjaga persatuan bangsa, serta waspada terhadap hal yang memecah belah bangsa. Menurutnya, proyek pecah belah bangsa yang kerap disebut ‘Balkanisasi’ dapat terjadi di Indonesia.
Basarah juga menyebut generasi muda sebaiknya belajar kehancuran negara-negara Balkan terdahulu. Mengingat kehancuran tersebut terjadi karena adanya permainan politik.
“Generasi muda harus belajar dari kisah kehancuran negara-negara Balkan di tahun 1990-an. Dari satu negara besar Yugoslavia lahir negara-negara kecil Serbia, Kroasia, Bosnia dan Herzegovina, Slovenia, Macedonia, Montenegro, dan Kosovo. Pecahnya negara besar ini tidak mungkin terjadi begitu saja, tentu ada desain politik tingkat tinggi di balik itu semua,” ujar Basarah dalam keterangannya, Sabtu (19/12/2020).
Hal ini ia sampaikan saat menjadi keynote speaker dalam Webinar Semiloka Wawasan Kebangsaan berjudul ‘Aktualisasikan Persatuan, Wujudkan Generasi Bela Negara’ di Malang. Adapun acara ini digelar oleh Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang dan Gerakan Pendidik Bangsa .
Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini juga menjelaskan Indonesia adalah negara besar yang kaya akan sumber daya alam. Namun, kekayaan ini bisa menjadi magnet menggiurkan bagi negara-negara kapitalis untuk menguasainya.
Adapun salah satu untuk mencegahnya yaitu dengan saling menjaga kesatuan bangsa. Dengan demikian, para kapitalis tak mudah melakukan kolonialisme dan eksploitasi terhadap sumber daya alam Indonesia.
“Tapi, jika Indonesia tetap menjadi negara kesatuan yang besar seperti saat ini, tentu negara-negara kapitalis itu sulit menguasai sumber daya alam di negeri ini. Sebagai negara kesatuan, Indonesia punya kebijakan yang sama untuk semua daerah, kita bukan negara federal. Tapi, jika kepulauan di Nusantara ini terpecah menjadi beberapa negara kecil, tentu mudah bagi para negeri kapitalis itu melakukan kolonialisme tersembunyi dan melakukan eksploitasi atas daerah-daerah itu,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Basarah juga meminta agar generasi muda harus terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sehingga ancaman Balkanisasi bisa dieliminasi.
Bahkan, ia menyebut generasi muda juga harus mempelajari kehancuran Suriah, Yaman, Irak, Libya akibat konflik politik berbalut agama dan kesukuan.
“Kita punya Pancasila yang mempersatukan kebhinekaan kita, yang menjadi platform bersama ketika kita sebagai bangsa menghadapi kenyataan perbedaan suku, agama, ras dan antargolongan,” tegasnya.
Oleh karena itu, ia mengapresiasi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang dan Gerakan Pendidik Bangsa yang telah mengabdikan ilmunya kepada masyarakat untuk mempersatukan bangsa.
Ia mengatakan mengabdikan ilmu pengetahuan dalam praktik kehidupan menjadi hal yang pernah dipuji oleh Presiden Soekarno. Beliau menyampaikan hal tersebut saat menyampaikan pidatonya di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1951.
“Dalam pidatonya itu, Bung Karno mengatakan bahwa ilmu pengetahuan hanyalah berharga penuh jika ia dipergunakan untuk mengabdi kepada praktek kehidupan manusia, atau praktek kehidupan bangsa, atau praktek kehidupan kemanusiaan. Buatlah ilmu berdwitunggal dengan amal,” katanya.
Di akhir acara, tak lupa Basarah mengajak generasi muda untuk mengimplementasi Undang-undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional Untuk Pertahanan Negara.
Pasalnya, dalam Pasal 6 Ayat 1 ditegaskan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
“Jika tekad bela negara ini merasuk dalam dada setiap anak bangsa, terutama generasi muda, saya optimis untuk berpuluh tahun ke depan Negara Kesatuan Republik Indonesia akan terus berdiri, bangsa ini jauh dari perang saudara yang menyakitkan,” pungkasnya.(*)