Jakarta – Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengajak generasi milenial untuk berperan aktif dalam ketahanan pangan dengan memanfaatkan teknologi digital, guna mendukung inovasi dan produktivitas sektor pertanian di Indonesia.
“Kita hidup di era di mana teknologi informasi dan komunikasi dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Saya mengajak milenial untuk terlibat dalam berbagai program dan inisiatif yang mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Wamentan, Selasa (29/10/24).
Selain itu, Wamentan juga mengajak generasi milenial untuk aktif menciptakan solusi inovatif di sektor pertanian guna memperkuat ketahanan pangan nasional.
Menurutnya, generasi milenial memiliki potensi besar dalam membawa perubahan melalui pemanfaatan teknologi digital. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan generasi muda.
Wamentan menilai sektor pertanian membutuhkan tidak hanya tenaga kerja, tetapi juga inovasi dalam pengelolaan sumber daya, pemasaran, dan distribusi produk.
“Kita perlu menciptakan platform digital yang dapat memfasilitasi interaksi antara petani dan konsumen, serta mendukung usaha kecil dan menengah di bidang pertanian,” ujar Wamentan.
Dengan semangat kolaboratif dan pemanfaatan teknologi, Wamentan optimistis bahwa milenial dapat menjadi pilar dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan dan menghadapi tantangan pangan di masa depan.
Saat ini, jumlah petani di Indonesia saat ini didominasi oleh kalangan orang tua. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 38,02 persen petani adalah generasi baby boomers berusia 41-56 tahun. Sementara untuk petani muda hanya mencapai 21,93 persen atau sekitar 6,2 juta orang.
Minimnya petani muda atau petani milenial menjadi perhatian serius Kementerian Pertanian karena menyangkut masa depan pangan di Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan jumlah petani muda.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Kementerian Pertanian mendorong pertumbuhan petani muda melalui program Duta Petani Milenial (DPM) sebanyak 2,5 juta hingga tahun 2024.
“Kemudian program lain seperti, Duta Petani Andalan (DPA), Penerapan Digitalisasi Pertanian (PDP) dan Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP), serta Program Petani Magang ke luar negeri,” jelas Wamentan.
“Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 04 Tahun 2019, petani milenial adalah mereka yang berusia 19 hingga 39 tahun dan adaptif terhadap teknologi digital,” lanjut Wamentan.
Program itu, lanjutnya, bertujuan untuk memulihkan perekonomian masyarakat pertanian, menumbuhkan semangat kewirausahaan, serta meningkatkan produksi pangan dan peternakan. (Red)