Bengkulu Utara – Pencanangan program Pendidikan Menengah Universal (PMU) hingga akhir tahun 2020 bertujuan meningkatkan pencapaian angka partisipasi kasar (APK) pendidikan menengah sebesar 97%, dan untuk mengurangi disparitas APK antar Kabupaten/Kota, serta untuk menguatkan pendidikan kejuruan, maka diperlukan program untuk mendukung percepatan tercapainya tujuan PMU dimaksud. Sehubungan dengan hal tersebut maka pada tahun 2019 melalui Direktorat Pembinaan SMK telah dialokasikan bantuan SMK yang Direnovasi/ Direvitalisasi sebanyak 300 paket. Bantuan SMK yang Direnovasi/Direvitalisasi dimaksudkan untuk mengembalikan dan/atau meningkatkan fungsi ruang;
Revitalisasi tidak hanya berupa perbaikan sarana dan prasarana sekolah, tetapi juga membenahi kompetensi guru dan tenaga kependidikannya. Pasalnya, kualitas guru sangat menentukan tercapai atau tidaknya target peningkatan kompetensi lulusan SMK.
Salah satunya adalah SMK N 5 Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, yang terletak dikecamatan ketahun kabupaten Bengkulu Utara, yang mendapatkan program tersebut pada tahun 2019 lalu, Namun Sangat disayangkan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut diduga tidak sesuai dengan harapan pemerintah, hal ini terlihat dari kondisi bangunan yang baru selesai direnovasi dan direvitalisasi. Dan kejadian minggu yang lalu dimana kepala sekolah diduga menghilangkan mata pelajaran Kompetensi Keahlian dengan alasan Covid-19.
Atas informasi dari beberapa orang guru SMK Negeri 5 Bengkulu Utara yang menghubungi awak media, maka awak media mencoba mencari kebenaran informasi tersebut,
Pada saat awak media tiba di SMK 5 Bengkulu Utara, ditemui salah seorang guru Edi suseno,S.Pd., M.Pd. dan mengatakan,
“ Saya tidak tau apa-apa, terkait masalah bangunan apa lagi permasalahan laporan kegiatan renovasi tersebut, saya hanya guru honor, yang sedang membuat soal,” Ujar Edi
Bahkan ketika awak media menanyakan soal papan informasi dan jumlah gedung yang direnovasi , Edi pun mengatakan tidak tau menau,
“ Saya tidak tau menau soal itu, dan langsung saja temui bapak kepala sekolah,” Tutupnya.
Dari pantauan awak media terlihat, kondisi bangunan secara kasat mata, mulai dari pengecatan yang tidak merata, tipis sehingga terkesan asal jadi, dan diduga cat yang digunakan berkwalitas rendah, tidak sesuai dengan spek dan RAB yang ada, Kualitas triplek yang digunakan untuk plafon juga terlihat bergelombang, dengan pengecatan yang tidak rapi, pasangan dinding yang sudah terlihat retak, pasangan kramik lantai yang retak dan pecah.
Salah seorang dewan guru yang dihubungi awak media tekait permasalahan kegiatan tersebut mengatakan,
“ Secara pasti kami tidak tau berapa banyak gedung yang direhab, dananya berapa saya tidak tau pastinya, karena kami memang tidak terlibat dalam pelaksanaanya, dulu ada papan mereknya, tapi lupa berapa dananya, namun memang kalau dilihat dari hasil kerjanya memang tidak maksimal, dan hasilnya tidak memuaskan, karena sudah ada yang bocor, lantai keramik yang lepas, cat dinding yang tipis, tidak rata dan sekarang sudah pudar warnanya, ini baru seumur jagung, bang ” ungkapnya dan memintak untuk tidak ditulis namanya,
“ Tolong jangan tulis nama saya bang nanti ngak enak sama yang lain” tutupnya
Sementara itu kepala sekolah SMK Negeri 5 Bengkulu Utara, yang coba dihubungi awak media melalui sambungan handpone sedang tidak aktif, hanya pesan singkat melalui WhatsApp yang dikirim mendapat jawaban, dari kepala sekolah,
“ Soal Rehab sudah selesai dan telah dilaporkan kepusat dan tidak ada permasalahan “ Tulis Muhamat Yusuf. S.Pd., M.Pd dalam pesan singkatnya.
Padahal kegiatan renovasi SMK Negeri 5 Bengkulu Utara dengan dana yang sangat fantastis saat ini menjadi perbincangan hangat dikalangan masyarakat sekitar kecamatan Ketahun khususnya dan Bengkulu Utara umumnya.
Sehingga ini sangat disayangkan anggaran yang dikucurkan pemerintah melalui Program revitalisasi SMK sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016, di duga tidak sesuai harapan pemerintah.(*1)