Bengkulu Utara – Prediksi pasangan petahana Ir.H. Mian dan Arie Septia Adinata, SE akan menjadi calon tunggal dalam Pilbup Bengkulu Utara 9 Desember mendatang akan kandas.
Hal itu seiring dengan munculnya pasangan penantang petahana, Emilia Puspita, SH yang akrab dipanggil Ita Jamil, berpasangan dengan Eka Septo, SH.
Keseriusan dan sesungguhan Ita Jamil ini disampaikan beliau melalui telfon kepada awak media Minggu 30/08/2020, mengatakan,
“Saya sudah memutuskan sebulan yang lalu, dengan mantap menjadi kader partai PAN dan saya konsisten menjalankan amanat partai, Sebagai kader partai PAN saya diberi tanggung jawab oleh partai PAN untuk mencari partai koalisi untuk melengkapi perahu partai PAN, sehingga partai PAN ini bisa menjadi perahu yang bisa bertarung di Pilkada Bengkulu Utara tahun2020″ Ungkap Ita
Ita pun menjelaskan tugas yang berikan itu akan di selesaikan besok,31/08/2020, sehingga apa yang menjadi harapan partai PAN dapat terlaksana.
” Nah dengan tugas yang diberikan kepada kita, InsyaAllah besok sore tugas ini sudah rampung dan saya sudah mendapat B1KWK, jadi partai partai yang menjadi koalisi partai PAN, Partai PKB, B1 KWK-nya sudah ada, dan besok itu partai Berkarya dan Perindo juga akan keluar B1 KWKnya, dan akan saya serahkan B1KWKnya kepartai PAN, untuk selanjutnya saya akan menunggu petunjuk dari partai apakah saya sudah layak maju menjadi penantang petahana ataukah belum, jika layak maju saya akan menerima tugas ini sebagai amanah dan harus saya jalankan, seandainya partai PAN menilai saya belum layak saya akan menyerahkan kepada partai, akan dibawa kemana seperti apa keputusan partai PAN saya akan mematuhi dan siap menjalankan amanat,”papar Ita Jamil.
Lantas siapa yang akan menjadi calon wakil bupatinya, Ita jamil mengatakan, akan berpasangan dengan Eka Septo,SH, dan itu sudah final,”ujarnya.
Terkait isue yang berkembang ditengah masyarakat bahwa majunya ita jamil merupakan setingan untuk menutup kotak kosong, Ita Jamil menyampaikan,
“saya katakan bahwa demi Allah demi Rasullulah tidak, saya politisi dan apapun langkah politik saya, saya berpikir itu adalah bakti saya, politik adalah jiwa saya, keindahan saya, saya tidak berpikir menang atau kalah, itu adalah takdir, tapi lebih kepada bagai mana saya sudah mengajarkan masyarakat cara berpikir yang cerdas di Bengkulu Utara, saya tidak ingin proses demokrasi hanya mati dikotak kosong, jadi saya punya tanggung jawab moral bahwa demokrasi ini harus tetap berjalan walaupun seandainya saya kalah, dan perlu saya sampaikan bahwa saya punya MOOTO yaitu:
” Tugas Saya adalah bergerak dan berjuang, Persoalan Hasil biarlah Allah yg menetapkan” Tutup Ita Jamil.( *1)