Bengkulu Utara – Sinyalemen Ketua SMSI Bengkulu Utara terkait ada perlakuan yang tak adil dan tak proporsional dalam menggunakan belanja iklan sepertinya bukan isapan jempol belaka.
Berdasarkan data yang dihimpun, indikasi kebijakan timpang di DPRD Bengkulu Utara ini terlihat dengan pos belanja iklan yang mencapai ratusan juta namun hanya untuk media massa yang jumlahnya tak habis hitungan jari tangan.
Kebijakan yang tendensius itu patut diduga ada campur tangan atau intervensi pejabat utama di DPRD BU. Bisa karena faktor kedekatan atau unsur lain yang tak bisa ditakar dengan aturan main yang idealnya ditegakkan dalam melaksanakan pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Dalam rincian perubahan anggaran belanja langsung dengan uraian belanja jasa iklan atau reklame, film dan pemotretan (publikasi pelaksanaan tugas pimpinan DPRD dan pimpinan AKD) sebesar Rp 352.000.013, dengan rincian perhitungan yakni adventorial halaman depan, dengan volume 2 media untuk 2 kali tayang sebesar Rp. 159.999.994, dan publikasi media sosial, dengan volume 4 media untuk 48 kali tayang sebesar Rp. 192.000.019.
Jika di rincikan dari uraian belanja jasa iklan ini Rp 195.999.994 di bagi jumlah media dan jumlah tayang maka harga untuk sekali tayang Rp 399.999.998 pertayang dan untuk publikasi media sosial dengan volume empat media untuk 48 kali tanyang sebersar Rp 192.000.000 sehingga harga sekali tayang Rp 4.000.000.
Diduga anggaran tersebut diambil dari unsur pimpinan, tidak dikelola melalui PPTK, anggaran tersebut diperuntukan khusus untuk 4 media yang baru muncul.
Apakah penggunaan anggaran belanja jasa iklan atau reklame, film dan pemotretan (publikasi pelaksanaan tugas pimpinan DPRD dan pimpinan AKD) di DPRD Kabupaten Bengkulu Utara (BU), ini ada permainan?
Ketua DPRD BU, Sonti Bakara, SH saat dikonfirmasi sejumlah awak media usai pembukaan acara Focus Group Diskusi (FGD) terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kabupaten Bengkulu Utara (BU) tentang pengakuan dan perlindungan masyarakat adat enggano, Selasa (14/12/2021), enggan menanggapi pertanyaan.
“Kenapa dengan saya kalian bertanya?” kata Sonti.
Disinggung terkait munculnya anggaran 352.000.013 untuk 4 media yang baru hadir, Sonti kembali menjawab: “Kenapa bertanya itu kepada saya, apa saya tahu? Coba kalian pikir. Pokoknya sama Sekwan, saya tidak mengerti itu,” ujarnya lagi.
Apa ada mafia anggaran?
“Kita fokus dulu lah dengan kegiatan ini. Pokoknya jangan bertanya itu dulu,’ singkat Sonti didampingi Ketua Bapemperda Tommy Sitompul. (Fir)