Bengkulu Utara – Bertahannya Swanto Kadis Sosial, untuk aktif kembali dalam mengembankan tugas di tengah berkembangnya pandemi Virus Corona Disease (COVID-19) patut di pertanyakan, pasalnya realisasi Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Bantuan Sembako kepada masyarakat terdampak Virus Corona Disease (COVID-19) rancuh sehingga Validasi data Dinas sosial di duga mandul.
Banyaknya persoalan di desa rata2 sumber persoalannya data kemensos yang tidak singkron dengan pendataan dari Desa sesuai dengan surat pengusulan Bupati Bengkulu Utara Nomor : 466.2/1601/Dinsos tentang penerima Bantuan Sosial Tunai (Bansos Tunai) di kabupaten Bengkulu Utara.
Ironisnya pendataan dari desa yang di lakukan oleh perangkat desa, berdampingan dengan ancaman dan kericuhan, pasalnya data yang harus di ikuti di duga tidak mengacu kepada fakta yang ada di desa, sehingga pendataan dari desa yang di tujukan kepada Dinas sosial tidak berfungsi.
Tidak Berfungsinya data dari desa sebagai acuan tolak ukur penerima Bantuan Sosial, berpotensi akan berdampak buruk terhadap kesejahteraan masyarakat kabupaten Bengkulu Utara, Sehingga Validasi data penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Sembako Dinas sosial menjadi suatu pertanyaan besar ” Sejauh mana Validasi data tersebut”?……jangan-jangan semaikan menjadi benih kericuhan di tengah masyarakat, sehingga perangkat desa menjadi sasaran. Jelas Rozi melalui pres rilisnya, yang diterimah kepada awak media. 18/05/2020
Sementara itu kepala dinas Sosial Swanto yang dihubungi awak media mengatakan,
“ Jadi prosesnya kita dimintak data dari kementrian, dan kita mintak data kedesa, dengan waktu mepet data kita siapkan, disatu sisi dari kementrian juga ada sanding data di JKN, Data tetap kita entrikan melalui sistem aplikasi text and jie dan melalui email juga , jadi dengan dua aplikasi entri data”.
“Tapi yang keluar memang data dari JKPS, data dari kementrian sosial, sehingga untuk mengurangi terjadinya permasalahan data , saya melakukan penundaan penyaluran, yang bertujuan menyisir yang tidak layak menerima, ini sekitar kurang lebih 2000 an yang kita tangguhkan untuk tidak dibayar dan dikembalikan ke kas Negara. “
“Dan disatu sisi kami tetap melakukan entri data walaupun tidak sepenuhnya dapat masuk, kami tetap berupaya setiap hari, ketika aplikasi text and jie dibuka untuk memenuhi kuota yang baru masuk dari desa. Dan untuk tahap ini hampir 1000 lebih yang bisa masuk baru disusulkan, dan insyaallah masih ada peluang untuk data baru, walau pun tidak sepenuhnya, dan kami tetap mengentri data setiap harinya untuk memenuhi usulan dari desa “, tutup suwanto.(*1)