Foto: Snorkeling di Pulau Dua, Enggano

Menurut cerita yang berkembang di masyarakat pulau Enggano, Enggano berasal dari akar kata bahasa Portugis yakni ‘Engano’. Yang dapat berarti tersesat atau kesalahan. Menurut salah satu warga pulau Enggano yang bercerita ke tim redaksi, penyebutan nama Enggano berasal dari pelaut portugis yang mencari ujung Pulau Sumatera. Ketika jangkar diturunkan dan tim ekspedisi mengitari pantai pulau Enggano dan kembali ke titik awal, tim ekspedisi tersebut menyebut kata Engano untuk menjelaskan bahwa daerah ini bukan pulau Sumatera yang dicari.

Meski kebenaran asal kata tersebut masih menjadi perdebatan, redaksi Tabloid Sahabat Rakyat mencoba melihat dari sudut pandang yang berbeda bahwa alangkah “Engano” nya kita dan semua pihak jika tidak mampu melihat potensi yang seharusnya dapat dikembangkan di Pulau Enggano khususnya di bidang Pariwisata.

Pulau Enggano, merupakan salah satu pulau terakhir dalam gugusan pulau-pulau di bagian barat Sumatera yang meliputi pulau Simeulue, Pulau Nias, Kepulauan Mentawai dan Enggano.

Foto: Zulvan Zaviery. Surfing di Laut Pulau Dua

Pulau Enggano terletak di Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Di sini terdapat enam desa: Malakoni, Apoho, Meok, Banjar Sari, Kaana dan Kahyapu. Pusat pemerintah berada di Desa Apoho. Kecamatan Enggano memiliki empat pulau: Dua, Merbau, Bangkai dan Satu. Keempatnya terletak di sebelah Barat Enggano. Luas Kecamatan Enggano, 400,62 kilometer persegi dan luas daratan 397,18 kilometer persegi. Panjang pantainya 123,23 kilometer dan luas lautan sebesar 912.887,84 kilometer persegi. Berada di perairan Samudera Hindia, Enggano merupakan batas terluar dengan India. Di sini terdapat titik dasar TD.154 dan titik referensi TR.154 dan terletak di koordinat 05º31’13” LS dan 102º16’00” BT.

Secara proporsional dapat dikatakan 63,39% dari pulau ini mempunyai kemiringan landai (0 – 8%), 27,95% agak miring (8 – 15%) dan sisanya daerah miring sampai terjal (15 – 40%). Berdasarkan klasifikasi tanah, kawasan daratan Pulau Enggano didominasi oleh jenis tanah kambisol, litosol, dan alluvial. Selain itu, tanah di Pulau Enggano memiliki tekstur lempeng berliat.

Karakteristik pantai yang ada dapat dikategorikan dalam lima tipe utama: pasir berlumpur, pasir, pasir berkarang, pasir karang berlumpur, dan pantai karang berbatu. Karakteristik pantai erat kaitannya dengan keberadaan ekosistem terumbu karang dan mangrove. Tipe pantai pasir berlumpur ditemukan di Kahyapu, Teluk Harapan, dan muara Sungai Banjarsari sampai Teluk Berhau. Tipe pantai pasir berkarang terdapat di Kaana dan Meok, sedangkan tipe pantai pasir karang berlumpur ditemui di Malakoni dan Banjarsari. Pantai karang berbatu dijumpai di bagian timur Enggano.

Secara geologi, Enggano yang terbentuk dari aktivitas lempeng vulkanik adalah satu satunya pulau yang tidak pernah menyatu dengan pulau daratan induk yaitu Sumatera. Hal ini dibuktikan dengan struktur daratan Enggano yang sebagian besar terbentuk dari batu karang laut, bahkan di daratan dan puncak dataran tertinggi banyak ditemukan fosil-fosil sisa karang dan makhluk samudera yang di dominasi jenis kerang-kerangan. Selain itu, Enggano juga tidak memiliki mamalia seperti tupai dan juga primata dari jenis kera, karena pengaruh hal ini menjadikan alam Enggano begitu unik secara geografi dan tumbuhan serta hewan yang ada di dalam berstatus endemik (hanya ada di lokasi tersebut), keunikan ini menjadikan Enggano menjadi pulau yang berpotensi luar biasa dalam bidang industri pariwisata, terutama bidang pariwisata yang berkonsep alam.

Selain potensi tentunya terdapat beberapa hambatan yang menjadi kendala pengembangan pariwisata di Enggano di antaranya adalah akses transportasi, infrastuktur,komunikasi, dan perbankan, dan penerangan. namun berlahan kendala kendala tersebut mulai dibenahi dengan adanya perbaikan pelabuhan, bandara, kehadiran cabang perbankan (BPD), PLN mesti hanya beroperasi 14 jam per hari dan juga hadirnya tower 3 tower 4G milik perusahaan telekomunikasi Badan Usaha Milik Negara.

BERIKUT POTENSI POTENSI WISATA YANG LAYAK DI KEMBANGKAN DI ENGGANO:

FISHING
Enggano adalah pulau di tengah samudera yang memiliki karang, ekosistem dan biota laut yang masih lestari dan membuat pulau ini berlimpah akan beragam jenis ikan, diantaranya adalah GT (Giant Trevally), kerapu, tenggiri, (Spanish Macarel), marlin dan ikan lainnya. Berbeda dengan pengertian mancing dalam industri perikanan, memancing dalam industri pariwisata dikategorikan sebagai sport tourism (wisata olahraga ) karenanya sebagian dari hasil tangkapan akan kembali dilepas ke lautan agar spesies ikan tersebut tetap lestari.

Fishing tourism ini sangat layak dikembangkan di pulau Enggano. Paket untuk fishing ini biasanya berkisar 1.000.000 – 1.500.000 per hari untuk 4 orang pemancing aktif.

BIRDS WATCHING
Birds Watching adalah wisata minat khusus yang berkembang pesat dan sangat potensial namun banyak orang indonesia justru baru kali pertama mendengar istilah ini, Birds Watching adalah kegiatan pengamatan burung di habitat aslinya namun “pengamatan” juga bukan kalimat yang tepat untuk aktivitas ini, karena para Birds Watcher (pelaku pengamatan burung) tidak mengamati prilaku burung yang mengarah pada penelitian ilmiah melainkan hanya menonton aktivitas burung di alam.

Enggano memiliki 6 spesies burung yang hanya di pulau Enggano. Harga paket wisata Birds Watching berkisar dari 600.000 – 1.200.000 per orang per hari tergantung lokasi dan fasilitas hotel tempat mereka menginap.

SNORKELING
Snorkeling adalah aktivitas berenang dan menyelam menyaksikan keindahan terumbu karang dan ikan hias yang ada di sekitar bibir pantai menggunakan peralatan yang disebut snorkle berupa kacamata selam dan alat bantu pernafasan yang mengarah ke atas agar oksigen dapat dihisap melalui mulut.

Enggano memiliki banyak lokasi yang dapat dijadikan tempat melakukan snorkling mengingat terumbu karang di pulau ini masih terjaga kelestariannya bahkan kita dapat melihat terumbu karang yang berwarna warni dari atas perahu ketika dalam perjalanan ke lokasi wisata yang di tuju.

Terumbu karang Enggano masih terjaga dari aksi pengrusakan baik oleh para pengunjung, aksi pengeboman ikan atau pun aksi penangkapan ikan menggunakan potasium yang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup terumbu karang. Karenanya, sangat diharapkan kepada para wisatawan yang berkunjung agar turut menjaga kelestarian terumbu karang dengan cara tidak merusak, mematahkan atau mencongkel terumbu karang yang ada untuk dibawa pulang sebagai souvenir karena keindahannya. Juga sangat tidak dianjurkan untuk menengkap ikan hias penghuni terumbu karang karena selain mempercepat laju kepunahannya, ikan-ikan tersebut juga tidak akan survive dan mati dalam perjalanan tanpa oksigen dan terumbu karang tempat mereka hidup dan mencari makan. Harga paket snorkeling di pulau Enggano di patok 1.000.000 per grup yang berjumlah 6 orang atau 185.000 per orang dengan jumlah minimum 6 orang peserta.

DIVING
seperti halnya snorkeling diving juga merupakan aktivitas penyelaman untuk menyaksikan keindahan bawah laut, namun yang membedakan snorkeling adalah perbedaan peralatan dan kedalaman penyelaman, diving selain memiliki kedalaman tertentu biasanya di atas kedalaman 5 meter, untuk spot diving tidak hanya menjadikan terumbu karang dan ikan sebagai objek tetapi juga kapal kapal tenggelam atau pun pesawat sisa sisa peperangan yang tenggelam di lautan.

Selain kacamata selam para diver juga dibekali tabung oksigen, pakaian dan sepatu khusus. dan dalam kegiatannya para diver selalu menyertakan satu pemandu diving bersertifikat. dalam paket ekonomis aktivitas diving dikenakan biaya 600.000 per orang dengan jumlah minimum peserta 2 orang.

CAMPING
Enggano banyak memiliki hutan dan pantai yang indah dan eksotis yang memanjakan mata, camping merupakan salah satu kegiatan wista yang sangat berpotensi untuk dikembangkan seperti di pantai Podipo yang dikelola oleh Pokdarwis Kahyapu. Kawasan ini memiliki pantai yang indah yang cocok untuk berenang dan snorkeling juga terdapat fasilitas air bersih berupa sumur, kamar mandi dan toilet.

TOUR OF PHOTOGRAPHY
Keindahan alam yang ada di Enggano juga memunculkan minat yang besar bagi para Fotografer untuk mengabadikannya dalam bingkai photography. Para Fotografer dapat menunggu moment dan waktu yang tepat (Golden Place on Golden Hour) untuk mengabadikan sesuatu. Karenanya, tour of photography akan dilakukan dan dipadukan dengan kegiatan camping diberbagai tempat dalam beberapa hari untuk memperoleh foto yang sesuai seperti yang mereka inginkan.

SURFING
Letak pulau Enggano yang berada dijajaran terakhir pulau-pulau bagian bagian barat Sumatera dan letaknya berada di tengah samudera dan termasuk ke dalam buku panduan indonesian waves finder yang dijadikan rujukan para pesurfer internasional membuat Enggano mendapatkan banyak kunjungan para pesurfer yang datang menggunakan kapal ferry dan juga yang datang menggunakan yacht pribadi.

Namun, khusus untuk surfing mengalami kendala dalam promosi karena ombak di pulau Enggano yang tidak konstan (berpindah tempat dan bentuk ombak yang tidak tetap akibat pengaruh kontur dasar dan pergerakan air laut) sehingga menimbulkan kekhawatiran wisatawan akan kecewa karena tidak menemukan ombak dan lokasi yang tepat untuk berselancar. Jika kedatangan mereka dalam waktu yang tepat maka dipastikan mereka akan memperoleh kepuasaan dalam menaklukkan ombak di Enggano.

Foto: Zulvan Zaviery. Danau Bakblau di Desa Meok, Kecamatan Enggano

Saat ini, kesadaran masyarakat disetiap desa mulai meningkat dengan dibentuknya Pokdarwis (kelompok sadar wisata) yang hampir ada di setiap desa sehingga mereka dapat mengembangkan desa mereka menjadi desa wisata sesuai dengan potensi wisata yang ada di desa masing masing.

Selanjutnya, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bengkulu Utara, Hendri Kisinjer, SE, MM menjelaskan bahwa hampir semua orang yang pernah berkunjung ke Enggano mengaku puas dengan keindahan alamnya. Wisata Bahari, wisata sejarah dan wisata kuliner khususnya kuliner yang berasal dari ikan yang berasal dari laut Enggano diakui sangat mungkin untuk dikembangkan.

Sebagai Kepala Dinas Pariwisata yang masih relatif baru menjabat, Hendri Kisinjer kembali menegaskan bahwa dirinya akan mendukung Enggano sebagai destinasi wisata yang memiliki peluang untuk dikembangkan dengan target pengunjung luar negeri.

Saat ini, Dinas Pariwisata Kabupaten Bengkulu Utara masih fokus menyusun Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Kabupaten (RIPPARKAB) Bengkulu Utara sebagai dasar pembangunan wisata di Bengkulu Utara.

Menurut Hendri, jika Peraturan Daerah RIPPARKAB disetujui oleh DPRD Bengkulu Utara, maka tidak menutup kemungkinan Enggano bisa diprioritaskan untuk mendapatkan dukungan lebih dari Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara untuk pengembangan wisata.

Akhirnya, jika pelaut Portugis merasa ‘Engano’ setelah mendarat di Pulau Enggano, maka tidak seharusnya para pihak yang memiliki wewenang untuk mengembangkan potensi yang ada di Pulau Enggano juga salah mengambil keputusan atau malah tidak mengambil keputusan apapun untuk mengembangkan potensi di Pulau Enggano khususnya bidang pariwisata. (Adv)